Berilah aku nyawa..
Pada seliksik memar yang sudah tak disangsikam lagi keperihannya
Letakkan nyawa itu dimana saja, terserah padamu
Ditaruh pada cangkir kopi yang mengusam atau pada ranting-ranting patah itu
Cepat!! Antarkan nyawa itu!!
Karena kesuma pun nampak tak kuasa menahannya lagi
Ia benar-benar lapuk, keriput, saking lamanya berkungkung dengan cengkraman kuku-kuku sang Izrail
Hai manusia disungkur sana..
Tak satukah diantara kalian mengerami sebuah nyawa untukku?
Atau aku memang diperuntukkan hanya sekedar bersenda gurau dengan selaput yang bernama kehidupan?
Atau mungkin cuma dipersilahkan bermain dan berkenalan saja dengan kemesraan yang akrab disapa kasih sayang?
Berilah aku nyawa
Setidaknya untuk badan yang tak berharga ini
Demi memaknai segudang CINTA yang tlah menggunung dibundaran pusaran kamar terakhirku
Yang nanti akan merekah bersamaan dengan bangunnya kekasih sang bumi
Sekali lagi dengarlah, beri aku nyawa...